Bupati, Pelajar dan Pengrajin Membatik Massal di Kain 60 Meter
BANYUMAS : Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, 30 pelajar SMA Negeri Sokaraja dan 30 pengrajin membatik pada kain sepanjang 60 meter. Kegiatan dilaksanakan Selasa (8/11/2016) di Pendopo Sipanji Purwokerto.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, sengaja memperingati hari batik dengan kegiatan yang berbeda, tidak hanya sekedar seremonial. “Hari ini kita bersama sama pelajar dan pengrajin membatik pada kain 60 meter. Dan kami berharap karya ini akanmenjadi kebanggaan pada kegiatan-kegiatan selanjutnya,” kata Bupati.
Bupati menambahkan, peringatan yang dilakukan secara berbeda tentu akan menjadi momentum untuk meningkatkan karya batik dan menjadikan batik Banyumas lebih terkenal dan variatif. “Agar batik Banyumas lebih dicintai tidak hanya oleh masyarakat Banyumas, tetapi bisa go nasional bahkan internasional,” tambah Bupati.
Membatik pada kain 60 meter itu diawali dengan Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD masing-masing berserta istri juga perwakilan dari Forkompinda. Dengan tekun mereka membatik dengan dipandu oleh guru-guru SMA N Sokaraja dan juga para pengrajin batik.
Nur Fadila Fitriani Pelajar SMA Sokaraja mengaku sedikit kesulitan dengan membatik massal semacam ini, karena tidak memakai gawangan. “Namun kami kami bangga bisa terlibat dalam kegiatan ini, karena akan memotivasi generasi muda dalam mencintai Batik Banyumas,” katanya.
Pelajar kelas 11 ini mengaku belajar batik sejak kelas 10 dan mencintai batik dan suka membatik. Menurutnya tema bunga dan burung yang diangkat dalam membatik massan ini karena melambangkan keindahan alam. “Saya ingin menciptakan karya batik motif baru agar batik lebih dicintai oleh generaasi muda,” terangnya.
Sedangkan Heru Santoso Pelaku Industri Kecil Menengah Batik, berharap kedepan kegiatan semacam ini lebih ditingkatkan. “Ini terobosan baru yang dilakukan Pemerintah Banyumas, peringatan hari batik dengan dilakukan berbagai kegiatan, termasuk membatik massal,” katanya.
Heru juga menilai sampai saat ini perkembangan Batik Banyumas cukup menggembirakan hal ini terlihat dengan berkembangnya IKM baru. “Saat ini terdapat lebih dari 35 IKM dan pengrajin antara 1500-2000 orang,” katanya.
Heru tidak merasa tersaingi dengan munculnya IKM baru, dan juga murahnya batik dari luar kota. “Batik Banyumas mempunyai kelas tersendiri, dan sudah diakui oleh pencinta batik nusantara, walaupun Solo dan Yogyakarta terkenal sebagai kota batik, tetapi Batik Banyumas bisa masuk sana. Saya setiap bulanya mengirimkan sedikitnya 400-500 potong pesanan dari sana,” katanya. (Humas Pemkab Banyumas)